Transistor NPN dan PNP : Pengertian, Cara Kerja & Fungsi

Transistor NPN dan PNP – Bagi seorang yang bekerja sebagai teknisi, baik itu elektronik maupun listrik, pastinya harus dan wajib tahu serta memahami jenis-jenis transistor. Sebab hal tersebut akan sangat berguna sekaligus membantu dalam menangani kerusakan berbagai peralatan elektronik.

Transistor memiliki fungsi yaitu untuk memperkuat arus listrik yang masuk ke dalam sebuah rangkaian. Jadi transistor ini merupakan kebalikan dari resistor dimana fungsinya yaitu untuk meredam arus listrik.

Secara umum transistor terbagi menjadi dua jenis, yaitu transistor NPN dan Transistor PNP. Dua jenis transistor ini digunakan pada hampir seluruh perangkat elektronik. Karena itulah mengapa seorang teknisi harus memahami mengenai cara kerja serta hal lain yang berhubungan dengan transistor.

Sesuai dengan judul artikel diatas, diartikel kali ini teknisitv akan membagikan informasi seputar komponen ini, yaitu transistor NPN dan transistor PNP. Untuk itu bagi yang penasaran atau skedar ingin mengetahui mengenai transistor NPN dan PNP, simak ulasan lengkapnya dari teknisitv dibawah ini.

Pengertian Transistor NPN dan PNP

Pengertian Transistor NPN dan PNP

Sebelum masuk ke pembahasan, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui mengenai pengertian dari transistor, yang mana transistor adalah sebuah komponen didalam sebuah rangkaian elektronik yang dibuat dari material semikonduktor dan memiliki tiga kaki (basis, kolektor dan emitor). Masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri, yaitu sebagai berikut :

  • Kolektor (C) : Berfungsi sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor
  • Basis (B) : Berfungsi untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar melalui kolektor
  • Emitor (E) : Berfungsi untuk menghasilkan elektron serta muatan negatif

Diatas telah disebutkan bahwa transistor terbagi menjadi dua jenis yakni transistor NPN (Negatif Positf Negatif) dan transistor PNP (Positif Negatif Positif). Kedua istilah tersebut diambil dari polaritas arus yang bekerja pada transistor.

Transistor NPN akan aktif pada saat kaki basis mendapat arus listrik bermuatan negatif, sedangkan transistor PNP kebalikanya yaitu akan aktif ketika kaki basis mendapat tegangan listrik positif.

Pada transistor NPN, kaki basis mempunyai kutub positif yang bersinggungan langsung dengan sumber listrik. Sedangkan pada kaki emitor memiliki kutup negatif, sebab berhubungan langsung dengan massa, pada kaki kolektor juga mempunyai kutub negatif yang menghubungkan massa di rangakaian listrik.

Cara Kerja & Fungsi Transistor NPN dan PNP

Cara Kerja Fungsi Transistor NPN dan PNP

Pada saat saklar dalam posisi tertutup atau terhubung, arus listrik akan mengalir dari kutub baterai positif melewati beban (misal lampu) lalu menuju kaki kolektor dan berhenti disini. Karena transistor belum mendapat pemicu sehingga posisinya tidak aktif, itulah kenapa arus berhenti di kaki kolektor dan menyebabkan masih mati.

Pada saat yang bersamaan arus pemicu yang berukuran lebih kecil dari arus listrik utama mengalir dari sumber listrik ke resistor lalu ke saklar melewati kaki basis kemudian ke emitor lanjut ke massa. setelah itu lampu akan nyala karena telah mendapatkan masa listrik.

Jika dilihat dari cara kerja transistor NPN diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa penerapanya masih berkaitan dengan saklar, baik itu saklar pada peralatan elektronik maupun saklar lampu. Sebenarnya penggunaan atau penerapan dari transistor NPN dengan PNP hampir selalu berpasangan dalam menjalankan fungsinya. Berikut beberapa penerapan fungsi dari kedua transistor :

1. Transistor Sebagai Driver Motor DC

Selain sebagai saklar fungsi transistor NPN juga sebagai driver motor DC, dimana fungsi dari motor DC dikendalikan secara langsung oleh transistor. Pada saat posisi transistor di out off, maka motor akan mati dan akan hidup jika transistor dalam kondisi saturasi. Selain itu transistor juga berperan dalam menentukan arah putaran motor.

2. Transistor Sebagai Penguat Arus

Arus yang masuk ke sebuah rangkaian listrik tidak selalu sesuai dengan kebutuhan, yang mengakibatkan rangkaian tidak dapat mengangkat beban yang diinginkan. Karena itulah diperlukan transistor NPN dan PNP dalam rangkaian agar rangkaian menghasilkan arus yang lebih kuat.

3. Transistor Sebagai Pembangkit Sinyal Flip-Flop

Transistor NPN dan PNP sebagai pembangkit sinyal flip-flop merupakan salah satu fungsi dari kedua transistor ini. Ketika pada sebuah rangkaian listrik terdapat dua transistor, keduanya akan bekerja secara bergantian untuk menghidupkan serta mematikan lampu LED.

Cara Menentukan Transistor NPN dan PNP

Cara Menentukan Transistor NPN dan PNP

Kedua Transistor ini secara teori memang sangat mudah dibuktikan karena perbedaan muatan pada kaki-kakinya, namun bagaimana membedakan atau menentukan kedua transistor ini secara fisik? sedangkan jika dilihat secara fisik antara keduanya memiliki fisik yang sama. Caranya menentukan kedua transistor yaitu dengan menggunakan alat Avometer, langkah -langkahnya sebagai berikut :

Transistor NPN :

  1. Pertama ubah Avometer kefungsi ohmmeter
  2. Kemudian tempelkan probe merah ke kaki emitor
  3. Dan probe hitam ke kaki basis
  4. Jika jarum pada avometer bergerak berarti transistor tersebut adalah tipe NPN, sebaliknya jika jarum di avometer tidak menunjukan pergerakan berarti transistor bukan jenis NPN.

Transistor PNP :

  1. Setel Avometer ke fungsi ohmmeter
  2. Kemudian probe merah hubungkan ke kaki basis
  3. Lalu hubungkan probe hitam ke kaki emitor
  4. Jika jarum pada avometer bergerak, berarti transistor merupakan jenis PNP.

Akhir Kata

Demikian pembahasan mengenai transistor NPN dan PNP yang bisa teknisitv bagikan, semoga bisa membantu dan juga bermanfaat serta bisa menambah wawasan bagi para pembaca artikel ini.

Tinggalkan komentar